eputusan FIFA untuk mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Indonesia akan masuk di daftar terbawah dalam kancah olahraga internasional. Dampak penolakan pada tim Israel untuk berlaga di U-20 mengancam prospek Indonesia menjadi tuan rumah kegiatan internasional lainnya di masa depan.
Sebagai upaya terakhir, Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir menemui pihak FIFA pada Rabu malam. Ujungnya tetap pembatalan ajang U-20 di Indonesia, hanya beberapa pekan sebelum acara dijadwalkan mulai.
Pembatalan terjadi setelah dua gubernur berpengaruh mengusulkan agar tim Israel dikeluarkan dari kompetisi. Pembatalan juga menandai akhir dari semua ambisi Indonesia menjadi tuan rumah acara olahraga kelas dunia lainnya. Padahal, pemerintah telah mengidentifikasi bahwa menjamu tim asing berarti peluang mengharumkan nama bangsa di dunia internasional.
Pemerintah saat ini berupaya membatasi efek dari pembatalan U-20, mengingat FIFA masih menunggu keputusan tahap berikut terkait sanksi yang mungkin dijatuhkan pada PSSI.
Dalam pernyataan video yang dikeluarkan sehari setelah keputusan FIFA, Presiden Joko
“Jokowi” Widodo mengatakan telah menginstruksikan ketua PSSI untuk terus melobi badan sepak bola dunia tersebut dengan harapan menghindari sanksi, misalnya, dilarang menjadi tuan rumah acara olahraga internasional lainnya.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.