TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

25 tahun reformasi: Pertaruhan demokrasi Indonesia

Dio Suhenda (The Jakarta Post)
Premium
Jakarta
Mon, May 22, 2023

Share This Article

Change Size

25 tahun reformasi: Pertaruhan demokrasi Indonesia A student walks past the May 12 Reformation Park in Grogol, West Jakarta, in this file photo taken in 2020. The park was built in memory of the four students who were killed in a peace rally demanding reforms in May 1998. (JP/Dhoni Setiawan)
Read in English

B

ulan Mei 2023 menandai dua puluh lima tahun era Reformasi. Awal dimulainya, ada harapan akan demokrasi dan pemenuhan hak-hak sipil yang lebih baik. Namun ternyata kondisi Indonesia saat ini justru mirip keadaan di masa lampau, dan ada upaya-upaya yang dicemaskan oleh para pengamat akan mengembalikan negara ini ke situasi yang dikenal sebagai ciri khas rezim Orde Baru.

Pada 12 Mei 1998, hingga sepuluh hari setelahnya, Jakarta dilanda kerusuhan rasial yang mengguncang seluruh negeri. Semua bermula dari arak-arakan pawai perdamaian yang digerakkan oleh mahasiswa yang berakhir kacau, dipicu penembakan empat orang mahasiswa Universitas Trisakti oleh aparat keamanan.

Presiden Soeharto akhirnya mengundurkan diri pada 21 Mei tahun itu. Kemudian angkatan bersenjata Indonesia juga melepaskan peran mereka dalam urusan sipil, yang kemudian memungkinkan berkembangnya demokrasi.

Namun, saat ini, kebebasan sipil yang susah payah diperjuangkan itu sedang diserang. Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat ini sedang mengajukan usulan revisi undang-undang yang, jika disahkan, akan menempatkan lebih banyak perwira militer aktif serta pensiunan tentara dalam politik dan birokrasi sipil.

“Dalam demokrasi yang kita perjuangkan, tanggung jawab TNI adalah semata-mata melindungi kedaulatan negara dari ancaman asing,” kata direktur eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid kepada The Jakarta Post. “Kalau militer dibiarkan masuk [ke kantor publik], akan menjadi ancaman bagi demokrasi negara. Karena memasukkan tentara ke kantor publik artinya menempatkannya di depan rakyat,” kata Usman yang juga mahasiswa Trisakti saat kerusuhan 1998 terjadi.

Revisi UU TNI yang diusulkan adalah upaya terbaru, kata para aktivis, untuk lebih menguatkan cengkeraman militer dalam kehidupan masyarakat sipil. Tahun lalu, Kementerian Dalam Negeri melantik perwira aktif dan pensiunan tentara sebagai kepala daerah, yang proses pengangkatannya menurut banyak orang kurang transparan.

Morning Brief

Every Monday, Wednesday and Friday morning.

Delivered straight to your inbox three times weekly, this curated briefing provides a concise overview of the day's most important issues, covering a wide range of topics from politics to culture and society.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Rahasia masa lalu

to Read Full Story

  • Unlimited access to our web and app content
  • e-Post daily digital newspaper
  • No advertisements, no interruptions
  • Privileged access to our events and programs
  • Subscription to our newsletters
or

Purchase access to this article for

We accept

TJP - Visa
TJP - Mastercard
TJP - GoPay

Redirecting you to payment page

Pay per article

25 tahun reformasi: Pertaruhan demokrasi Indonesia

Rp 29,000 / article

1
Create your free account
By proceeding, you consent to the revised Terms of Use, and Privacy Policy.
Already have an account?

2
  • Palmerat Barat No. 142-143
  • Central Jakarta
  • DKI Jakarta
  • Indonesia
  • 10270
  • +6283816779933
2
Total Rp 29,000

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.