Presiden Joko “Jokowi” Widodo menjelaskan posisinya, menjawab kritik bahwa ia telah campur tangan terkait urusan mencari penggantinya. Dalam pertemuan tertutup dengan para pemimpin media pada Senin (29 Mei), Presiden menyatakan bahwa upaya mencampuri pemilihan yang akan datang adalah demi kepentingan bangsa.
Namun, pengakuan Presiden tersebut memicu silang pendapat di seluruh spektrum politik. Ada pihak yang mengecam posisinya yang tidak netral, sementara pihak lain membela dengan bersikeras bahwa campur tangan dalam politik adalah hak Presiden.
Belakangan, Jokowi menghadapi tuduhan telah terlalu banyak “cawe-cawe” urusan Pemilu 2024. Cawe-cawe adalah istilah Bahasa Jawa yang berarti ikut campur. Tuduhan itu muncul setelah Jokowi menjadi tuan rumah pertemuan pribadi dengan para pemimpin partai politik, kemudian tampil dalam acara publik dengan beberapa orang yang diduga calon presiden pilihannya, seraya mengabaikan calon lain.
Jusuf Kalla, mantan wakil presiden Jokowi, termasuk yang mengecam. Ia tidak menyetujui tindakan Presiden dan mengkritiknya karena tidak mengundang ketua Partai NasDem Surya Paloh saat pertemuan dengan para petinggi partai, awal bulan ini. Partai NasDem sekarang menjadi pendukung calon presiden yang paling tidak disukai Jokowi, Anies Baswedan. Kalla mendesak Jokowi untuk mengikuti jejak para pendahulunya dengan menjauh dari upaya mempengaruhi politik elektoral dan membiarkan pemilu berlangsung bebas.
Beberapa waktu lalu, Jokowi membantah tudingan ikut campur, termasuk menyebut dirinya tidak melanggar undang-undang terkait undangannya kepada pimpinan partai untuk berdiskusi.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menaungi Jokowi membela tindakan Presiden. Menurut PDIP, presiden-presiden sebelumnya juga memainkan peranan yang sama.
Namun, saat berbicara terus terang kepada para pemimpin media nasional dalam pertemuan tertutup, Jokowi mengaku merasa harus melibatkan diri dalam proses menjelang pemilihan presiden, meski tanpa melibatkan aparat negara.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.