Jokowi menegaskan bahwa presiden yang menjabat bebas mendukung calon presiden mana pun. Ia juga mengatakan bahwa ia berhak berkampanye untuk calon pilihannya di waktu luang, asalkan tidak menggunakan fasilitas pemerintah saat melakukan hal tersebut.
residen Joko “Jokowi” Widodo mendapat kecaman karena mengatakan bahwa memegang jabatan publik tidak menghalanginya berkampanye untuk kandidat pemilu mana pun. Pernyataannya dikeluarkan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa ia akan lebih mengutamakan putranya dan mantan saingannya dalam pemilu bulan Februari.
Pada Rabu 24 Januari, Jokowi menegaskan bahwa seorang presiden yang menjabat bebas mendukung calon presiden mana pun. Ia juga mengatakan bahwa ia berhak berkampanye untuk calon pilihannya di waktu luang, asalkan tidak menggunakan fasilitas pemerintah saat melakukan hal tersebut.
"Iya, presiden boleh ikut kampanye. Ya, presiden boleh pilih salah satu pihak. Boleh saja, asalkan tidak menggunakan fasilitas negara," kata Jokowi kepada wartawan. Ia tambahkan bahwa presiden dan menteri punya “hak demokratis” yang sama untuk mendukung calon pilihannya, seperti setiap warga negara lain.
Pernyataan itu disampaikannya usai acara serah terima pesawat angkut militer baru Hercules kepada TNI Angkatan Udara di Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur.
Kandidat presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto ikut serta dalam upacara tersebut, dalam kapasitasnya sebagai Menteri Pertahanan. Ia berdiri di samping Presiden selama konferensi pers. Mantan rival Jokowi pada pemilu 2014 dan 2019 tersebut kini mencalonkan diri lagi bersama putra Presiden Gibran Rakabuming Raka,
Pernyataan Jokowi ini muncul di tengah berkembangnya persepsi bahwa Presiden yang populer itu diam-diam lebih memilih calon yang terdepan dalam jajak pendapat, yakni Prabowo-Gibran. Para aktivis dan kritikus telah berulang kali menyuarakan keprihatinan atas apa yang mereka lihat sebagai upaya Jokowi untuk mempertahankan kekuasaan dan membangun dinasti politik. Keprihatinan muncul terutama setelah keputusan kontroversial Mahkamah Konstitusi yang mengubah kriteria kelayakan calon presiden dan calon wakil presiden. Perubahan aturan itu memungkinkan Gibran mencalonkan diri sebagai wakil presiden.
Ketika ditanya oleh para jurnalis apakah ia akan menyampaikan preferensi politiknya mengenai siapa yang harus menjadi penggantinya, Jokowi memberikan jawaban yang tidak jelas. Sambil tertawa kecil, ia justru mengembalikan pertanyaan, “Coba saya tanya Anda, apa saya memihak?”
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.