TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Badai di Jawa Barat munculkan kekhawatiran terkait krisis iklim

BMKG mengatakan bahwa monsoon Asia, yang membawa banyak angin dan uap air pembentuk awan ke wilayah tengah dan selatan kepulauan Indonesia, bisa jadi berkontribusi terhadap terbentuknya angin puyuh. Angin ini biasanya disertai hujan deras.

Alifia Sekar (The Jakarta Post)
Premium
Jakarta
Sat, February 24, 2024

Share This Article

Change Size

Badai di Jawa Barat munculkan kekhawatiran terkait krisis iklim A resident stands among the rubble of a house destroyed by a whirlwind in Sukadana village, Sumedang regency, West Java, on Feb. 22, 2024. West Java Disaster Mitigation Agency (BPBD) recorded that 97 houses and 17 factory buildings were destroyed by the natural disaster, which occurred on Feb. 21, injuring at least 31 people. (Antara/Raisan Al Farisi)
Read in English

B

aru-baru ini, terjadi fenomena alam angin puyuh di beberapa wilayah di Jawa Barat. Peristiwa tersebut telah membuat para ilmuwan iklim memprediksi bahwa akan intensitas badai akan bertambah di seluruh Indonesia, akibat krisis iklim yang sedang berlangsung.

Rabu 21 Februari lalu, di media sosial beredar video tentang angin puting beliung di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Video itu merekam sebuah kolom udara yang berputar, menerbangkan puing-puing bangunan di kawasan tersebut.

Keesokan harinya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengkonfirmasi bahwa angin puyuh telah melanda beberapa wilayah di Kabupaten Bandung dan Sumedang pada Rabu. Bencana terjadi antara pukul 15.30 hingga 16.00.

Pengukuran yang dilakukan di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Bandung, menunjukkan bahwa perkiraan puncak kecepatan angin adalah 36,8 kilometer per jam.

BMKG menyebutkan bahwa monsoon Asia, atau angin muson, yang membawa banyak angin dan uap air pembentuk awan ke wilayah tengah dan selatan kepulauan Indonesia, bisa jadi berkontribusi terhadap terbentuknya angin puyuh. Angin ini biasanya disertai dengan hujan deras. Angin muson sendiri terjadi karena terdapat perbedaan suhu antara daratan dan permukaan laut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menyebutkan bahwa angin puting beliung telah merusak 534 bangunan baik rumah, pabrik, dan pertokoan di kedua kabupaten, Bandung dan Sumedang. Setidaknya 21 orang terluka di Kabupaten Bandung dan 12 lainnya di Sumedang. Lalu, lebih dari 1.400 orang mengungsi ke tempat penampungan sementara yang didirikan oleh pihak berwenang.

Morning Brief

Every Monday, Wednesday and Friday morning.

Delivered straight to your inbox three times weekly, this curated briefing provides a concise overview of the day's most important issues, covering a wide range of topics from politics to culture and society.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Rabu lalu, petugas pemerintah dan dan warga telah membersihkan puing-puing bangunan dan pohon tumbang di kedua kabupaten tersebut.

to Read Full Story

  • Unlimited access to our web and app content
  • e-Post daily digital newspaper
  • No advertisements, no interruptions
  • Privileged access to our events and programs
  • Subscription to our newsletters
or

Purchase access to this article for

We accept

TJP - Visa
TJP - Mastercard
TJP - GoPay

Redirecting you to payment page

Pay per article

Badai di Jawa Barat munculkan kekhawatiran terkait krisis iklim

Rp 29,000 / article

1
Create your free account
By proceeding, you consent to the revised Terms of Use, and Privacy Policy.
Already have an account?

2
  • Palmerat Barat No. 142-143
  • Central Jakarta
  • DKI Jakarta
  • Indonesia
  • 10270
  • +6283816779933
2
Total Rp 29,000

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.