Para ahli mencemaskan kemungkinan terjadinya pilkada dengan calon tunggal.
Dalam persiapan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di Indonesia pada November mendatang, partai-partai politik telah membentuk aliansi besar. Mereka bersama-sama mencalonkan kandidat, yang pada akhirnya menggeser popularitas calon yang selama ini populer dan menyisakan sedikit saja ruang untuk persaingan.
Pemilihan gubernur Jakarta adalah salah satu pilkada yang jadi ajang bagi partai-partai untuk sibuk berganti kubu. Mereka berupaya menjalin kemitraan yang kemudian memungkinkan mereka mencalonkan seseorang sebagai kandidat gubernur. Hal itu terjadi karena tidak ada partai yang memenuhi syarat ambang batas perolehan kursi di legislatif daerah 20 persen, agar dapat mengajukan calon sendiri.
Namun, Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang terdiri dari partai-partai pendukung presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakilnya Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan umum Februari, sedang bersiap untuk mendukung mantan gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil agar maju untuk pilkada Jakarta. Minggu lalu, Partai Golkar, salah satu anggota koalisi, menyetujui keinginan anggota lain untuk mencalonkan Ridwan sebagai Gubernur Jakarta. Dengan begitu, mereka tidak memanfaatkan hasil jajak pendapat di Jawa Barat yang menunjukkan bahwa Ridwan punya peluang bagus untuk terpilih lagi sebagai gubernur di provinsi itu.
KIM juga berencana membentuk aliansi dengan lebih banyak lagi partai, yang disebut "KIM plus". Anggotanya termasuk tiga partai yang awalnya berniat menjadi pendukung Anies. Artinya, pencalonan Anies sebagai Gubernur Jakarta terancam gagal, meskipun ia adalah calon paling populer di kalangan warga Jakarta. JIka aliansi tersebut terwujud, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai NasDem, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mungkin akan beralih mendukung Ridwan dalam pilkada Jakarta.
Anies dan timnya tidak segera dapat dihubungi untuk diminta berkomentar.
KIM yang terdiri dari empat partai besar di legislatif nasional, yaitu pemimpin koalisi de facto Partai Gerindra, Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN), serta beberapa partai lain yang tidak terwakili di legislatif, telah mendukung politisi Gerindra Dedi Mulyadi sebagai calon Gubernur Jawa Barat. Dedi menggantikan posisi Ridwan.
‘Tidak sehat’
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.