TheJakartaPost

Please Update your browser

Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.

Jakarta Post

Sekolah pagi jadi beban baru

Beberapa penelitian di negara maju seperti Singapura dan Inggris menunjukkan bahwa memulai sekolah lebih siang justru meningkatkan kesejahteraan dan prestasi akademik siswa.

Editorial board (The Jakarta Post)
Jakarta
Sat, June 14, 2025 Published on Jun. 13, 2025 Published on 2025-06-13T14:24:59+07:00

Change text size

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Dubious tactics: West Java governor Dedi Mulyadi (third left) talks with students on May 5 while inspecting a character and discipline training session at a military education center in West Bandung regency, West Java. Hundreds of students from various regions across West Java who have been involved in street brawls, motorbike gangs and addicted to online gaming have been sent to undergo intensive training led by Indonesian Military (TNI) personnel for at least 14 days. Dubious tactics: West Java governor Dedi Mulyadi (third left) talks with students on May 5 while inspecting a character and discipline training session at a military education center in West Bandung regency, West Java. Hundreds of students from various regions across West Java who have been involved in street brawls, motorbike gangs and addicted to online gaming have been sent to undergo intensive training led by Indonesian Military (TNI) personnel for at least 14 days. (Antara/Abdan Syakura)
Read in English

E

mpat bulan menjabat, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berulang kali trending di media sosial dan menjadi berita utama di media nasional atas kebijakannya. Langkahnya menuai beragam reaksi, termasuk pujian dari masyarakat dan kritik dari para ahli.

Salah satu sektor yang tampaknya paling diperhatikan gubernur adalah pendidikan dan pengembangan generasi muda. Ia telah mengeluarkan kebijakan untuk sekolah dan siswa yang bertujuan menanamkan disiplin dan nilai-nilai, bersumber dari kearifan budaya Sunda.

Di antara kebijakan terbaru yang diperkenalkan Dedi adalah memberlakukan jam masuk sekolah lebih awal. Aturan ini berlaku di semua jenjang pendidikan di provinsi yang mayoritas penduduknya adalah orang Sunda.

Dalam surat edaran yang dikeluarkan akhir Mei lalu, gubernur memberlakukan kebijakan yang mengatur bahwa siswa dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas akan mulai bersekolah pukul 06.30. Langkah tersebut akan berlaku tahun ajaran mendatang, yang dimulai pada pertengahan Juli.

Kebijakan yang dikeluarkan dengan dalih mematuhi peraturan tahun 2017 tentang hari sekolah, juga mengamanatkan durasi sekolah yang berbeda untuk setiap jenjang pendidikan. Siswa prasekolah akan bersekolah minimal 195 menit per hari, sedangkan siswa di jenjang pendidikan dasar dan menengah akan berada di sekolah minimal 10 jam setiap hari. Padahal saat aturan itu dikeluarkan, kebijakan masih menjadi wewenang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Viewpoint

Every Thursday

Whether you're looking to broaden your horizons or stay informed on the latest developments, "Viewpoint" is the perfect source for anyone seeking to engage with the issues that matter most.

By registering, you agree with The Jakarta Post's

Thank You

for signing up our newsletter!

Please check your email for your newsletter subscription.

View More Newsletter

Surat edaran yang menyerukan agar sekolah mulai lebih awal itu langsung ditentang oleh para pendidik. Mereka mempertanyakan urgensi dan dasar ilmiah dari kebijakan tersebut. Beberapa guru berpendapat bahwa hal itu akan menambah beban bagi siswa dan keluarga mereka, karena banyak yang tinggal berjarak lebih dari 10 kilometer dari sekolah. Dan masih ada yang tidak punya akses yang memadai ke transportasi umum.

Para kritikus juga berpendapat bahwa waktu masuk sekolah lebih awal bertentangan dengan kebijakan kontroversial Dedi lainnya. Kebijakan itu adalah jam malam siswa, yaitu dari pukul 9 malam hingga pukul 4 pagi. Menurut para ahli, tujuan jam malam untuk mendorong rutinitas tidur yang lebih sehat kemudian dirusak dengan memaksa siswa bangun lebih awal.

Para pendidik juga telah menyuarakan kekhawatiran lain bahwa jam masuk sekolah lebih pagi dapat menyebabkan anak-anak kurang tidur. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kondisi kurang tidur pada anak-anak sering mengakibatkan kurangnya konsentrasi dan daya ingat yang buruk. Kurang tidur juga mengganggu perkembangan fisik dan mental. Semua hal itu dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik.

Para kritikus telah menyebut adanya ironi bahwa kebijakan untuk sektor yang bergerak di sekitar sains tidak mengikuti temuan dan konsensus ilmiah.

Beberapa penelitian di negara-negara maju seperti Singapura dan Inggris telah menunjukkan bahwa masuk sekolah lebih siang sebenarnya meningkatkan kesejahteraan dan prestasi akademik siswa.

Finlandia, negara yang sering jadi panutan Indonesia dalam hal pendidikan, memulai sebagian besar kelasnya sekitar pukul 9 pagi. Hal itu berkontribusi pada lebih rendahnya tingkat stres dan fokus siswa yang lebih baik. Dedi berpendapat bahwa kebijakan pendidikan, termasuk mengirim "siswa yang berperilaku buruk" ke kamp pelatihan bergaya militer, ditujukan untuk mengatasi kenakalan remaja. Ia mencatat aneka kenakalan, seperti terlibat dalam perkelahian jalanan dan aktivitas geng, atau menjadi kecanduan gim daring. 

Namun, ada banyak cara untuk menanamkan disiplin dan mencegah tindak kekerasan di kalangan siswa. Meminta anak-anak untuk pergi ke sekolah lebih awal dan mengancam akan mengirim mereka ke barak bukanlah cara terbaik untuk melakukannya.

Dedi dan para asistennya harus melihat gambaran yang lebih besar sebelum mengeluarkan kebijakan pendidikan apa pun di provinsi tersebut. Gaji yang lebih baik bagi guru dan peningkatan dana untuk sekolah, serta tata kelola pendidikan, diyakini sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat membantu mencegah perkelahian jalanan serta kenakalan remaja lainnya.

Studi juga menyoroti pentingnya ruang terbuka bagi publik, dan kegiatan komunal, sebagai sarana mengurangi kenakalan. Adanya ruang publik dan kegiatan komunal memungkinkan kaum muda mengekspresikan diri dan kreativitas mereka secara sehat. Dan hal itu lebih baik daripada menghabiskan waktu luang mereka untuk bermain gawai atau berkelahi satu sama lain.

Para kritikus menuduh Dedi dan kebijakannya bersifat "populis". Ia dituding menggunakannya sebagai cara untuk membangun citra baik, yang akan membantunya dalam usaha politiknya di masa depan. Membangun popularitas adalah baik, tapi tidak boleh dilakukan dengan mengorbankan kesejahteraan anak-anak.

Mungkin sudah saatnya bagi gubernur untuk beralih dari sekadar tampak luar, yang selama ini memberinya popularitas, ke substansi. Memikirkan substansi akan memungkinkan gubernur meninggalkan warisan yang abadi dan bermakna.

Your Opinion Matters

Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.

Enter at least 30 characters
0 / 30

Thank You

Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.

Share options

Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!

Change text size options

Customize your reading experience by adjusting the text size to small, medium, or large—find what’s most comfortable for you.

Gift Premium Articles
to Anyone

Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!

Continue in the app

Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.