residen Joko “Jokowi” Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada hari Kamis memperkuat komitmen kedua negara untuk melindungi produk minyak sawit mereka. Keduanya mengatakan bahwa Indonesia dan Malaysia, sebagai dua negara produsen minyak sawit terbesar di dunia, akan terus bekerja sama untuk menentang kebijakan deforestasi Uni Eropa.
Usai pertemuan tertutup dengan Jokowi di Putrajaya, Anwar mengatakan bahwa belum pernah terjadi sebelumnya, kedua negara bertetangga tersebut “sepaham” dalam upaya mempertahankan komoditas minyak sawit mereka di panggung dunia.
Ajakan kerja sama merupakan upaya terbaru dari Kuala Lumpur dan Jakarta untuk menggugat Peraturan Deforestasi Uni Eropa atau EU Deforestation Regulation (EUDR), yang menetapkan larangan impor benda-benda yang dianggap menjadi pemicu deforestasi. Larangan tersebut akan menjadi pukulan langsung bagi kedua negara Indonesia dan Malaysia, jika benar-benar disetujui oleh negara-negara anggota UNI EROPA.
Pekan lalu, dua pejabat tinggi dari kedua negara, Menteri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Fadhillah Yusof dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto, datang ke Brussel untuk menyuarakan keprihatinan mereka mengenai EUDR. Kantor Kemenko Perekonomian mengatakan kepada The Jakarta Post bahwa kebijakan tersebut akan sangat memberatkan bagi petani kecil. Peraturan UNI EROPA bisa mencoret mereka dari seluruh pasar UNI EROPA .
Dalam kunjungannya ke Malaysia, Rabu lalu, Jokowi membahas beberapa negosiasi yang belum terselesaikan, termasuk soal perbatasan darat dan laut. Selain itu, Jokowi juga menggunakan kesempatan bertemu Perdana Menteri untuk menyoroti EUDR.
“Kami berbicara tentang peningkatan kerja sama ekonomi di antara kami,” kata Anwar dalam konferensi pers setelah pertemuan hari Kamis. “Namun ada satu hal yang sangat ditekankan oleh Presiden Jokowi, baik di G7 maupun di forum internasional lainnya: yaitu untuk melindungi kepentingan dan kebutuhan perdagangan kami, baik perkebunan sawit besar maupun kecil.”
“Jangan sampai komoditas yang diproduksi Malaysia dan Indonesia didiskriminasi oleh negara lain. […] Kerja sama ini perlu terus diperkuat,” kata Jokowi.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.