TheJakartaPost
Please Update your browser
Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.
Bank Dunia: Jutaan warga Indonesia berisiko jatuh miskin
Change text size
Gift Premium Articles
to Anyone
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
A stage director looks on at the IMF/World Bank Annual Fall Meetings Plenary Session in Washington, DC, on October 18, 2019. (AFP/Andrew Caballero-Reynolds)
B
ank Dunia telah menyerukan agar Indonesia meningkatkan upaya pemberantasan kemiskinan guna melindungi jutaan orang yang dikatakan berpotensi jatuh miskin, terlepas dari pencapaian Indonesia dalam meningkatkan kehidupan rakyatnya selama beberapa dekade terakhir.
Data Bank Dunia 2022, kurang dari 1.5 persen warga Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem berdasarkan standar Bank Dunia atau setara $1,9 dolar Amerika per hari. Angka itu jauh di bawah data Bank Dunia dua dekade lalu yang mencatat 19 persen.
Pemberantasan kemiskinan ekstrem telah menjadi prioritas Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Presiden berharap tidak ada lagi kemiskinan ekstrem pada 2024.
Namun kenyataannya, pada 2022, 16 persen warga Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan menurut standar Bank Dunia yang setara dengan $3,2 per hari.
Bank Dunia menemukan bahwa lebih dari 40 persen warga Indonesia tinggal dengan kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan. Padahal, berdasarkan data 2019, setengah dari penduduk tidak masuk golongan miskin.
Artinya, mereka rentan jatuh miskin ketika dihadapkan pada musibah, seperti pandemi, bencana alam, atau kemerosotan ekonomi.
Dalam peluncuran laporan Indonesia Poverty Assessment pada Selasa lalu, Direktur Bank Dunia untuk kantor Indonesia Satu Kahkonen menyampaikan bahwa terlepas dari situasi yang telah digambarkan di atas, keamanan ekonomi dapat menjadi kenyataan di Indonesia. Namun, hal itu membutuhkan upaya bersama. Bank Dunia pun memberikan beberapa rekomendasi untuk mencapainya.
