enerbit berita bersiap untuk rencana baru Twitter yang akan mengizinkan pembuat berita mengutip biaya dari pembaca yang mengeklik artikel yang diterbitkan di platform media sosial tersebut. Namun, rencana fitur baru tersebut sebagian besar ditanggapi dengan waswas.
CEO Twitter Elon Musk mengumumkan rencana itu akhir April lalu melalui akun Twitter-nya. Fitur baru tersebut akan diluncurkan pada Mei, dan akan memungkinkan pengenaan harga per artikel lebih tinggi bagi pengguna yang tidak mendaftar langganan bulanan.
“[Fitur baru] pasti akan menjadi solusi yang adil, baik untuk institusi media maupun publik,” tulis Musk melalui akun Twitter pribadinya @elonmusk.
Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wenseslaus “Wens” Manggut mengatakan kepada The Jakarta Post bahwa fitur baru tersebut bisa jadi sumber pendapatan tambahan, tetapi di sisi lain mungkin mempengaruhi aliran pendapatan lainnya.
Fitur baru ini diharapkan dapat menjadikan Twitter sebagai platform yang memungkinkan pembaca langsung membaca berita tanpa perlu diarahkan ke situs masing-masing media. Hal ini mungkin akan mengurangi arus lalu lintas di masing-masing situs web. Padahal, masih banyak media yang mengandalkan pendapatan iklan dengan dasar hitungan dari jumlah arus lalu lintas tersebut.
Meski demikian, industri berita Indonesia masih melihat fitur baru ini sebagai peluang, bukan penghalang. “Kami menyambut baik rencana ini karena dapat membuat jurnalisme menjadi semakin berkembang,” kata Wens, pada hari Kamis.
Menurut Wens pengguna akan membayar untuk artikel yang mereka anggap sebagai bacaan penting, sehingga penerbit berita akan berusaha mengeluarkan artikel sesuai kebutuhan pembaca mereka.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.