TheJakartaPost
Please Update your browser
Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.
Pariwisata dan jenis minuman baru pulihkan kerugian industri alkohol
Change Size
Beer bottles are stacked up at PT Multi Bintang Indonesia's brewery in Tangerang, Banten. (PT Multi Bintang Indonesia/-)
P
erusahaan minuman beralkohol di Indonesia saat ini berada pada situasi yang telah membaik. Bisa dikatakan, industri tersebut mulai pulih setelah sempat menurun lebih dari 30 persen dan mengalami penyusutan keuntungan lebih dari 60 persen pada 2020.
Para pelaku bisnis dan analis memperkirakan pendapatan tahun ini akan terus meningkat berkat peningkatan jumlah wisatawan asing dan pengenalan produk baru. Meski begitu, jumlahnya mungkin masih lebih kecil jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi.
Beberapa produsen kecil memanfaatkan momentum pemulihan untuk go public di lantai bursa, tepat pada saat minat investor terhadap industri tersebut mulai meningkat. Para produsen melihat ruang untuk pertumbuhan di tengah rendahnya konsumsi alkohol per kapita Indonesia.
Pada kuartal pertama tahun ini, hampir semua perusahaan minuman beralkohol mengalami pertumbuhan yang tinggi. PT Multi Bintang Indonesia, anak perusahaan Heineken International yang memproduksi bir Bintang, melaporkan kenaikan penjualan bersih year-on-year (yoy) sebesar 9,8 persen menjadi Rp740 miliar ($49,41 juta dolar Amerika).
Perusahaan pembuat anggur yang berbasis di Bali PT Hatten Bali mengalami peningkatan pendapatan dua kali lipat. Sementara PT Jobubu Jarum Minahasa, pembuat bir Cap Tikus, mengalami kenaikan 5,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kedua perusahaan tersebut menggelar penawaran umum perdana di bursa saham, awal tahun ini.
Namun, PT Delta Djakarta, yang memproduksi bir Anker dan Carlsberg di Indonesia, mengalami penurunan penjualan bersih sebesar 1,2 persen. Sebagian besar penurunan disebabkan oleh siklus musiman di awal Ramadhan.
“Volume penjualan bir kami sebenarnya tumbuh dalam dua bulan pertama tahun ini, namun turun di bulan Maret karena bulan puasa. Selain itu, pembatasan perdagangan minuman beralkohol selama bulan itu lebih ketat tahun ini,” kata perwakilan PT Delta Djakarta dalam konferensi pers 17 Mei lalu.
