enteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan rencananya untuk menggabungkan tiga maskapai penerbangan milik negara. Penggabungan dilakukan untuk meningkatkan layanan dan mengurangi biaya. Namun, para analis mempertanyakan efektivitas langkah tersebut.
Erick berkaca pada kesuksesan merger serupa dari empat operator pelabuhan milik negara, yaitu Pelindo I, II, III, dan IV. Menurutnya, merger telah mengurangi separuh biaya keseluruhan.
Selanjutnya, kata Erick, pemerintah akan menggabungkan maskapai penerbangan milik negara yaitu maskapai nasional Garuda Indonesia, anak perusahaan Garuda yang berbiaya rendah yaitu Citilink, serta Pelita Air milik perusahaan negara Pertamina.
"BUMN harus terus turunkan biayanya. Pelindo sudah digabung dari empat perusahaan jadi satu [...] Kita dorong Pelita Air, Citilink, dan Garuda Indonesia untuk turunkan biayanya juga [dengan cara yang sama]," kata Erick dalam sebuah pernyataan pada hari Senin lalu.
Menurut data Indonesia National Air Carriers Association (INACA), pada 2021, Garuda Indonesia dan Citilink bersama-sama menguasai sepertiga pasar penerbangan penumpang domestic.
Rencana tersebut dikemukakan Erick dalam sebuah diskusi dengan diaspora Indonesia di Tokyo. Diskusi diselenggarakan oleh BNI, bank BUMN.
Erick menambahkan, maskapai milik negara Indonesia memiliki 550 pesawat, masih kurang 200 buah lagi agar sesuai target resmi. Penggabungan maskapai, kata dia, bisa membantu negara memenuhi angka target tersebut.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.