Indonesia secara tak terduga membukukan surplus perdagangan besar pada Maret. Ekspor ke Amerika melonjak sebelum tarif impor yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump mulai berlaku.
Indonesia membukukan surplus perdagangan besar pada Maret, berkat melonjaknya ekspor ke Amerika Serikat. Ekspor naik sebelum tarif impor yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump mulai berlaku.
Pada Senin 21 April, data yang diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam konferensi pers menunjukkan bahwa neraca perdagangan bulan lalu, atau total ekspor dikurangi impor, berjumlah surplus 4,33 miliar dolar Amerika. Artinya, lebih tinggi dari surplus 3,1 miliar dolar yang tercatat pada bulan sebelumnya.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa Maret menandai "bulan ke-59 berturut-turut" surplus perdagangan Indonesia, yang dimulai sejak Mei 2020. Ia tambahkan bahwa perdagangan bilateral dengan AS berkontribusi paling besar terhadap ekspor neto positif bulan lalu.
Surplus perdagangan nonmigas Indonesia dengan AS pada Maret lalu mencapai 1,98 miliar dolar, menjadikannya surplus perdagangan bilateral tertinggi dengan negara ekonomi terbesar di dunia tersebut, sejak surplus 2 miliar dolar pada Maret 2022.
Menurut Amalia, pengiriman mesin dan peralatan listrik, alas kaki, dan minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil atau CPO) menjadi komoditas yang paling banyak menyumbang surplus dengan AS.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.