Menjelang pilpres pada Februari tahun depan, telah tersebar luas spekulasi bahwa Jokowi bersedia berkomitmen tidak hanya untuk Ganjar. Beberapa analis politik bahkan percaya bahwa Jokowi lebih memilih saingan lama yang kini jadi sekutu, yaitu ketua umum dan calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto, untuk menjadi penerus menduduki kursi presiden.

Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, juga telah menjadi sasaran spekulasi serupa setelah ia bertemu dengan Prabowo pada bulan Mei. Gibran sempat dipanggil pengurus pusat PDIP ke markas partai di Jakarta untuk mengklarifikasi kontroversi tersebut. Tidak ada sanksi apa pun yang dijatuhkan kepada Gibran.

Namun, saat PDIP bersiap memulai kampanye resmi calon presiden untuk Ganjar pada bulan November, partai tersebut menyebutkan dalam siaran pers bahwa Jokowi dan Ganjar tetap "tak terpisahkan". Bahkan disebutkan bahwa Jokowi telah memilih sendiri anggota tim kampanye untuk Ganjar, yang disebut "tim 7", sebagai bukti dukungan Jokowi untuk sesama politisi PDIP. Gibran pun telah memulai tugasnya untuk mendampingi Ganjar selama kampanye tidak resminya yang mulai pada akhir pekan lalu.

Meski anggota tim tersebut masih belum jelas, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pekan lalu mengatakan bahwa tim 7 terdiri dari tim komunikasi milik Jokowi. Menurutnya tim tersebut telah ditugaskan untuk memantau Ganjar dari dekat selama sebulan terakhir.

"Presiden Jokowi sebelumnya mengatakan bahwa harus ada strategi besar [untuk kampanye presiden Ganjar], baik dalam hal berkomunikasi [dengan publik] juga dalam hal membangun visi Ganjar [sebagai Presiden]," ujar Hasto di acara sesi pelatihan yang diselenggarakan oleh PDIP untuk juru kampanye Ganjar pada 17 Juli.

"Tim komunikasi [Jokowi] dikenal sangat bisa diandalkan dan ahli dalam memahami tipe kepemimpinan Jokowi. [Dan tim tersebut] sekarang telah bekerja selama satu bulan penuh untuk mempelajari kepemimpinan Ganjar," kata Hasto.