Pada Jumat kemarin (29 September), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengajukan konsep ketahanan pangan sebagai program prioritas dalam pemilu mendatang. Hal itu disampaikan dalam pembukaan rapat kerja nasional (rakernas) tiga hari yang sedang dilaksanakan partai terbesar dalam koalisi yang berkuasa tersebut. Platform kebijakan ketahanan pangan diharapkan akan memungkinkan pemerintahan berikutnya untuk mengatasi krisis pangan global yang akan terjadi.
Kurang dari sebulan sebelum tenggat pendaftaran kandidat untuk pemilu presiden dan pemilu legislatif tahun 2024, partai-partai politik telah mengumumkan program mereka untuk musim kampanye. Program disusun di tengah tantangan ekonomi global dan meningkatnya kekhawatiran yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Dalam pidato pembukaannya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekanoputri menyatakan optimismenya bahwa negara ini suatu hari akan “mandiri” dan membatasi ketergantungan pada impor pangan, mengingat sumber daya Indonesia yang melimpah.
“Tanpa ragu sedikit pun, PDI Perjuangan menegaskan bahwa pangan bisa menjadi simbol supremasi dan kepemimpinan Indonesia di dunia, di masa depan,” kata Megawati pada acara yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat tersebut. “Selama kita semua punya tekad untuk membatasi impor, kita bisa memproduksi sendiri segala sesuatu yang selama ini kita bawa dari luar negeri; karena Indonesia diberkati sebagai negara yang kaya,” tambahnya.
Ketahanan pangan telah menjadi topik perdebatan hangat. Sebagian besar masalah disebabkan oleh dampak buruk perang Rusia di Ukraina terhadap rantai pasokan pangan global.
Di tingkat nasional, pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo telah berupaya mencapai swasembada pangan sejak 2020. Salah satu programnya adalah lumbung pangan nasional, yang sayangnya masih jauh dari harapan.
Mengangkat partainya sebagai pembela petani dan nelayan lokal, Megawati menekankan bahwa negara harus menempatkan para petani dan nelayan tersebut sebagai fokus dalam pengambilan kebijakan. Mereka adalah tulang punggung produksi pangan negara. “Keyakinan dan fokus kita harus ditumbuhkan, bahwa melalui intervensi negara, petani dan nelayan bisa jadi tuan di negaranya sendiri,” ujarnya.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.