TheJakartaPost
Please Update your browser
Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.
Kemenkes tingkatkan kewaspadaan seiring naiknya kasus cacar monyet
Change text size
Gift Premium Articles
to Anyone
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
This undated electron microscopic (EM) handout image provided by the Centers for Disease Control and Prevention depicts a monkeypox virion, obtained from a clinical sample associated with the 2003 prairie dog outbreak. It was a thin section image from a human skin sample. On the left were mature, oval-shaped virus particles, and on the right were the crescents, and spherical particles of immature virions. (AFP/Cynthia Goldsmith)
K
arena kasus infeksi cacar monyet di Jakarta telah berlipat ganda selama 10 hari terakhir, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersiaga untuk mewaspadai virus ini. Para ahli epidemiologi menyoroti pentingnya penelusuran terhadap penderita.
Sejak pertengahan Oktober, Indonesia melaporkan enam kasus virus cacar monyet yang telah dikonfirmasi. Jumlah tersebut merupakan peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada 2022, Indonesia mencatat kasus pertama dan satu-satunya kasus sepanjang tahun di Jakarta.
Menurut siaran pers dari Kemenkes pada hari Senin (23 Oktober), kasus kedua di Jakarta ditemukan pada 13 Oktober, kasus ketiga pada 19 Oktober, dan empat kasus lainnya secara bersamaan pada 21 Oktober. Semua pasien adalah pria berusia 25 hingga 35 tahun.
Cacar monyet, penyakit zoonosis yang berasal dari Afrika, pada awalnya dianggap sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (PHEIC atau Public Health Emergency of International Concern) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2022. Penyakit ini secara medis disebut sebagai "mpox" oleh WHO untuk menghilangkan stigma berdasarkan ras.
Virus ini menyebabkan ruam dan demam yang berlangsung selama dua hingga empat minggu dan terkadang (pada 3-6 persen kasus) dapat menyebabkan kematian.
WHO mencabut status darurat terkait kasus ini pada bulan Mei 2023 setelah tingkat penyebaran virus di seluruh dunia menurun.
Indonesia mencatat kasus mpox pertama yang dikonfirmasi pada Agustus 2022 di Jakarta, terdeteksi dialami seorang pria berusia 27 tahun yang tertular virus tersebut di luar negeri. Pasien sembuh setelah menjalani isolasi di rumah sakit selama satu bulan.
