Perpecahan antara Keluarga Presiden dan PDIP telah menimbulkan pertanyaan mengenai dukungan partai terbesar dalam koalisi yang memerintah ini, apakah akan tetap atau akan menarik dukungannya dari pemerintah secara keseluruhan. PDIP adalah kendaraan politik utama Jokowi selama lebih dari dua dekade.

"Menjabat sebagai menteri, setidaknya bagi PDIP, berarti bertanggung jawab kepada bangsa dan negara, karena tugasnya adalah membantu Presiden Indonesia, siapa pun presidennya," ujar Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (18 November).

Meski ia mengakui bahwa beberapa menteri dari PDIP merasa keberatan untuk terus bekerja bagi Presiden, ia katakan bahwa PDIP tidak pernah menekan para menterinya untuk keluar dari kabinet.

Hubungan antara PDIP dan Jokowi mencapai titik terburuk setelah putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai calon wakil presiden dari calon favorit sekaligus saingan PDIP, Prabowo Subianto dari Partai Gerindra.

Para analis mengatakan bahwa Jokowi berusaha menggunakan pencalonan ini untuk mempertahankan pengaruhnya setelah masa jabatannya yang kedua dan terakhir sebagai presiden Indonesia berakhir tahun depan (2024).

Menurut suvei yang dilakukan baru-baru ini, dengan adanya Gibran, Prabowo berhasil memimpin kompetisi, bahkan sebelum musim kampanye resmi yang berlangsung bulan depan (Desember). Lawan-lawannya, calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo, menduduki posisi kedua, sedangkan calon presiden dari partai oposisi Anies Baswedan ada di posisi ketiga.