Debat pemilu 2024 yang pertama berlangsung selama dua jam pada Selasa malam 12 Desember. Tiga kandidat presiden yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan saling melontarkan kecaman terkait isu-isu hangat seperti hukum, korupsi, hak asasi manusia, demokrasi, dan pemerintahan, dalam upaya menggantikan posisi Presiden Joko “Jokowi” Widodo yang akan selesai masa jabatannya.
Ajang debat diselengarakan di saat-saat yang dinilai kritis dalam masa pemilu. Ganjar dan Anies bersaing ketat untuk bisa ada di posisi kedua dan bersaing dengan Prabowo, kandidat yang merajai hasil jajak pendapat. Kemungkinan akan ada pemilihan putaran kedua, yang diprediksi oleh para analis akan terjadi karena tidak ada kandidat yang bisa mengamankan mayoritas suara di pemilihan putaran pertama.
Debat pada hari Selasa, yang merupakan ajang pertama dari lima debat pemilu sebelum pemilu bulan Februari, mulai memanas setelah Anies menjawab pertanyaan dari panelis mengenai menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik. Ia menanggapi pertanyaan itu dengan mengatakan bahwa masalahnya tidak hanya terjadi pada partai politik. Menurutnya, demokrasi Indonesia sendiri telah terbukti tidak dapat dipercaya. Ia juga mengajukan masalah terbatasnya kebebasan berekspresi, ada pembatasan yang diberlakukan terhadap tokoh oposisi, dan proses pemilu yang tidak jelas.
Namun, Anies menambahkan, harus ada reformasi partai politik, dan menyerukan transparansi terkait pendanaan partai politik.
Prabowo kemudian melontarkan pernyataan yang lebih personal dan melempar sindiran kepada mantan gubernur Jakarta tersebut. Anies mencalonkan diri sebagai gubernur dengan dukungan Partai Gerindra. Karena itu, Prabowo mengatakan bahwa demokrasi yang salah tidak akan membiarkan tokoh oposisi seperti Anies mendapatkan dukungan dari partainya. “Anda mengeluh tentang keadaan demokrasi,” kata Prabowo, “tetapi Anda pernah menjadi pemimpin Jakarta. Hal itu tidak mungkin terjadi jika Jokowi adalah seorang diktator.”
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.