TheJakartaPost
Please Update your browser
Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.
Seniman khawatir kebebasan berekspresi dibatasi jelang pemilu
Change Size
"Para Pensiunan 2049" (2049 Retirees) follows the spirit of corrupt leader Doorstoot (left, Butet Kartaredjasa) who becomes restless after his body is denied a burial. (JP/Tarko Sudiarno )
B
eberapa hari sebelum Esha Tegar Putra mementaskan monolognya di Pusat Seni Salihara di Jakarta pada 14 Desember, penyair dan penulis skenario tersebut malah memikirkan hal lain. “Kami tidak semuanya terkoneksi, tapi diskusi tentang Butet tersebar luas di kalangan seni yang saya ikuti,” kata Esha kepada The Jakarta Post pada 16 Desember.
Dalam beberapa pekan terakhir, para seniman lokal semakin khawatir dengan meningkatnya represi setelah aktor kawakan Butet Kartaredjasa dan dramawan Agus Noor diduga diancam oleh polisi untuk menghentikan sandiwara politik yang mereka lakukan. Hal itu, konon, karena dukungan Butet terhadap calon presiden Ganjar Pranowo yang dipublikasikan luas.
Pada 1 Desember, Butet dan Agus mengaku mendapat intimidasi hanya beberapa jam sebelum mereka dijadwalkan menampilkan lakon bertema politik. Pementasan itu berjudul Musuh Bebuyutan dan dilaksanakan di Pusat Kesenian Taman Ismail Marzuki di Jakarta.
Polsek Cikini menyampaikan surat imbauan kepada penyelenggara untuk tidak menyebarkan materi terkait pemilu, menampilkan gambar terkait partai politik atau calon presiden, atau terlibat dalam aktivitas politik lainnya.
Butet akhirnya menandatangani surat tersebut, meskipun kemudian dia menyatakan di atas panggung bahwa perkumpulan teater tersebut telah diintimidasi pihak kepolisian.
Kebebasan berkesenian di tanah air dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Indonesia juga telah meratifikasi Konvensi UNESCO tahun 2005, yang mewajibkan negara untuk melindungi, memenuhi serta menghormati hak warga negara untuk menikmati dan terlibat dalam aktivitas seni.
Berita intimidasi atas Butet menjadi viral di seluruh negeri. Polres Jakarta Pusat, yang membawahi Polsek Cikini, membantah tuduhan bahwa polisi melakukan intervensi terhadap konten pertunjukan. Namun, bantahan tersebut kembali disanggah oleh Butet.
