Ketidakhadiran Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada perayaan ulang tahun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Rabu 9 Januari kemarin bisa menjadi bukti terbaru bahwa Presiden dan partai yang menjadi sponsor politik utamanya semakin berjarak. Padahal, pemilihan umum hanya tinggal satu bulan lagi. Dan baik Presiden maupun PDIP masing-masing mendukung kandidat yang berbeda, sehingga mereka bersaing.
Jokowi meninggalkan Jakarta sehari sebelum acara HUT PDI-P untuk serangkaian kunjungan ke Vietnam, Brunei, dan Filipina hingga hari Minggu. Ia sempat mengatakan bahwa ia “belum diundang” ke perayaan HUT ke-51 PDI-P.
Sejak Jokowi menjadi presiden pada 2014, ia selalu menghadiri perayaan HUT PDI-P dan memberikan sambutan. Bahkan, ia tetap hadir saat acara tahunan tersebut diadakan secara daring akibat pandemi COVID-19 pada 2021 dan 2022.
Dalam satu dekade terakhir, hampir setiap kali PDI-P merasayakan hari berdirinya partai, Jokowi menjadi orang pertama yang menerima potongan tumpeng dari pemimpin PDI-P Megawati Soekarnoputri. Pemberian tumpeng itu merupakan tradisi Indonesia yang seringkali melambangkan penghargaan terhadap orang yang dihormati, karena posisi maupun usia.
Tabrakan jadwal
Koordinator Staf Kepresidenan Ari Dwipayana mengatakan bahwa Jokowi tidak dapat menghadiri HUT PDI-P karena jadwal Presiden berbenturan dengan acara kunjungannya ke beberapa negara ASEAN. Kunjungan tersebut “telah direncanakan beberapa bulan lalu”. Ari menjelaskannya sebagai upaya membantah spekulasi bahwa Presiden sengaja menghindar dari kewajiban menghadiri acara tersebut. Namun, Ari juga membenarkan, bahwa hingga Selasa kemarin, Presiden belum menerima undangan resmi dari PDI-P.
PDI-P, kata Sekjen Hasto Kristiyanto, tidak mengundang Jokowi ke acara HUT tersebut karena mendapat informasi bahwa Presiden akan melakukan “perjalanan penting ke luar negeri”. Ia tambahkan bahwa partai mempersilakan jika Presiden ingin menyampaikan ucapan selamat ulang tahun. Hasto seperti memberi isyarat bahwa PDIP tidak ada masalah dengan ketidakhadiran Jokowi.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.