Naiknya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi presiden mungkin bisa jadi bukti bahwa popularitas Presiden Joko "Jokowi" Widodo tetap punya pengaruh kuat dalam pemilihan presiden minggu lalu.

Pertanyaannya sekarang: Untuk berapa lama Jokowi akan mempertahankan pengaruhnya dalam jajaran pemerintahan pengganti yang didukungnya?

Para analis mengatakan bahwa kemenangan telak Prabowo sebesar 58% menurut hasil hitung cepat dimungkinkan berkat aliansi dengan Jokowi, yang sebelumnya nampak mustahil. Di sisi lain, Jokowi sanggup mempertahankan peringkat dukungan hingga sekitar 80% sampai mendekati akhir masa jabatan keduanya.

Mantan jenderal Angkatan Darat ini merasakan sendiri betapa popularitasnya terus meningkat sejak ia memilih putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden. Adanya Gibran memposisikan dirinya sebagai penerus kebijakan di antara para kandidat lain.

Para komentator politik menggambarkan hubungan Prabowo-Jokowi sebagai hubungan yang saling menguntungkan. Prabowo memanfaatkan popularitas Jokowi. Sedangkan Jokowi bisa mewujudkan dinasti politiknya sendiri dan menggunakan pengaruhnya melalui putranya, setelah masa jabatannya berakhir di bulan Oktober.

Namun, para pengamat mempertanyakan apakah aliansi ini akan bertahan setelah Jokowi meninggalkan jabatannya. Dan apakah Prabowo, yang merupakan saingan Jokowi dalam pemilu sebelumnya, mampu mengambil alih.

"Dari apa yang saya lihat, Prabowo adalah seorang politisi yang berani dan independen. Ia selalu menjadi bos bagi dirinya sendiri," ujar pengamat keamanan Yohanes Sulaiman dari Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani). “Apakah ia akan terus menjadi kepanjangan tangan Jokowi lima tahun mendatang? Saya tidak yakin.”

Popular

The fragile promise of pluralism, religious freedom in Southeast Asia

Coffee, gold push up inflation to 1.95 percent in April

Power begins to return after outage in Indonesia's Bali island