Kubu Prabowo Subianto mengatakan bahwa mereka sedang berkomunikasi dengan partai lain di luar aliansi elektoralnya. Partai NasDem, menjadi yang dikunjungi pertama kali setelah pengumuman resmi KPU.
Presiden terpilih Prabowo Subianto berupaya merangkul partai-partai politik yang mendukung mantan saingannya di pemilu, dalam upaya membangun koalisi besar yang berkuasa demi pemerintahan yang stabil. Langkah itu ia ambil setelah pengumuman hasil resmi pemilihan presiden 2024.
Berdasarkan penghitungan akhir Komisi Pemilihan Umum (KPU), Prabowo dan pasangannya, Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan putra sulung Presiden Joko “Jokowi” Widodo, memenangkan pemilihan presiden. Pasangan Prabowo-Gibran memperoleh 96,2 juta suara, atau 58,6 persen dari suara sah secara nasional.
Sementara perolehan suara lawan mereka, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, adalah 41 juta. Sedangkan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memperoleh 27 juta suara.
Menyusul pengumuman kemenangan tersebut, Menteri Pertahanan dalam kabinet Jokowi tersebut berupaya membangun koalisi berkuasa untuk memastikan pemerintahan yang stabil. Menurut Ahmad Muzani, wakil ketua tim kampanye Prabowo, koalisi akan terdiri dari parta mayoritas di badan legislatif. “Kami akan terus berupaya membentuk koalisi besar dengan berbagai partai politik di Senayan,” ujar Ahmad, pada Rabu 20 Maret lalu. Ia merujuk pada Kompleks Gedung MPR DPR di Jakarta. “Komunikasi tentang hal itu sedang berlangsung.”
Ahmad, yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, mengatakan bahwa pembicaraan telah berjalan “positif”. Namun, ia tidak merinci terkait pihak mana saja yang telah dihubungi oleh kubu Prabowo.
Meski menang telak sebagai presiden, partai Prabowo gagal meraih kemenangan serupa dalam pemilu legislatif. Dalam hal perolehan suara, Partai Gerindra ada di posisi ketiga, tertinggal dari rivalnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan sekutunya, Partai Golkar. PDI-P ada di posisi terataa, sementara Golkar di posisi kedua.
Empat partai pendukung Prabowo, yakni Gerindra, Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN), hanya memperoleh sekitar 43 persen dari total 580 kursi DPR. Jumlah kursi ini berpotensi menjadi tantangan bagi presiden mendatang dalam menerapkan kebijakan ke depan.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.