Presiden meminta maaf atas segala kesalahan selama 10 tahun menjabat.
residen Joko "Jokowi" Widodo telah menyampaikan permintaan maaf kepada publik atas kesalahan-kesalahannya di masa lalu. Permintaan maaf disampaikan menjelang akhir masa jabatannya sebagai presiden. Selama Jokowi memerintah dalam satu dekade, para aktivis dan pakar menandai makin lemahnya komitmen terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi.
Permintaan maaf tersebut disampaikan dalam acara doa bersama pada Kamis 1 Agustus di Istana Negara, Jakarta Pusat. Acara tersebut diadakan untuk menandai dimulainya bulan perayaan kemerdekaan. Perayaan akan mencapai puncaknya pada Hari Kemerdekaan 17 Agustus, dengan upacara yang direncanakan dilaksanakan di ibu kota baru, Nusantara, di Kalimantan Timur.
Rangkaian acara menjelang perayaan tanggal 17 Agustus tahun ini akan menjadi yang terakhir bagi Jokowi sebagai presiden. Ia akan meninggalkan jabatannya pada Oktober, dan menyerahkan tongkat estafet kepada presiden terpilih Prabowo Subianto. Saat ini, Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Dengan suara gemetar dan tampak nyaris menitikkan air mata, Jokowi meminta maaf atas segala kekurangan yang dilakukan pemerintahannya. Ia mengacu pada kinerja sejak pertama kali terpilih menjadi presiden pada 2014.
“Dengan ketulusan hati, izinkan saya dan [...] Ma’ruf Amin untuk meminta maaf dengan tulus atas segala kesalahan yang mungkin telah kami perbuat, selama menjalankan amanat rakyat sebagai presiden dan wakil presiden,” kata Jokowi. Ia berpidato di depan sekitar 3.000 peserta, termasuk menteri kabinet, tokoh lintas agama, dan pemimpin organisasi Islam.
Dalam pidatonya, Jokowi lebih lanjut menekankan bahwa tidak mungkin untuk menyenangkan semua orang dan memenuhi semua harapan selama dua masa jabatan presidennya. Ia juga meminta para hadirin untuk berdoa bagi kemajuan dan persatuan bangsa, dalam pidato yang disiarkan langsung melalui jaringan berita utama dan platform daring tersebut.
“Kami sadar, bahwa kami tidak dapat menyenangkan semua orang,” kata Presiden. “Saya tidak sempurna. Saya manusia biasa. Kesempurnaan hanya milik Allah.” Jokowi, seorang mantan penjual furnitur yang dibesarkan di Surakarta, Jawa Tengah, berkuasa mulai 2014. Saat itu, sebagai orang luar dengan koneksi terbatas ke lembaga politik, sosoknya bagai menjanjikan untuk gerakan reformasi sistem politik yang didominasi oleh keluarga politik dan elit militer.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.