TT ASEAN minggu lalu di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dinilai gagal menghasilkan rencana terperinci yang bisa segera dilaksanakan untuk mengatasi masalah paling mendesak di kawasan. Karena itu, para analis kebijakan luar negeri menyarankan agar Indonesia bertindak lebih independen dan tidak semata-mata bergantung pada perhimpunan yang menurut mereka tak mampu berperan serta sedang menuju kehancuran dari dalam.
Para ahli juga mengatakan bahwa Jakarta, yang secara umum telah dianggap sewajarnya menjadi pemimpin ASEAN, selama setahun terakhir ini terbatasi gerakannya akibat suara perhimpunan yang tidak mencapai mufakat untuk hal genting.
Tahun ini, keketuaan ASEAN ada di tangan Indonesia. Banyak tekanan agar Indonesia menyelesaikan beberapa masalah yang selama ini menghantui kawasan. Persaingan yang makin sengit antara Washington dan Beijing adalah salah satunya. Juga krisis akibat kudeta Myanmar. Dua kasus tersebut secara tak langsung mengungkap kelemahan birokrasi dan kekakuan perhimpunan yang berlebihan.
Jakarta bertekad meningkatkan mekanisme perhimpunan negara-negara Asia Tenggara tahun ini. Namun, para analis melihat bahwa KTT minggu lalu masih kurang berhasil dari sisi konsolidasi, yang artinya gagal mencapai tujuan yang dideklarasikan.
KTT ASEAN pekan lalu setidaknya menghasilkan 10 dokumen dan pernyataan ketua Indonesia. Sebagian besar dokumen membahas kerja sama regional, termasuk di industri kendaraan listrik (EV), konektivitas pembayaran regional, dan masalah kesehatan masyarakat. Terdapat juga dua dokumen yang membahas relevansi ASEAN ke depan, visi 20 tahun perhimpunan serta peningkatan efektivitas organisasi.
Dokumen tentang relevansi ASEAN menjabarkan kondisi lanskap politik terkini di kawasan dan kebutuhan untuk meningkatkan kecepatan organisasi dalam menanggapi masalah. Namun tidak banyak detail terkait cara agar efisiensi bisa berjalan dalam organisasi. Sedangkan dokumen Visi ASEAN 2045 masih berupa tulisan tahap awal.
Para pengamat mengatakan bahwa dokumen-dokumen hasil KTT tidak ada yang kontroversial dan sebagian besar membahas hal-hal sepele, mengabaikan masalah utama perhimpunan.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.