ahkan dalam perang, terdapat aturan-aturan yang harus diterapkan secara adil dan konsisten. Dengan tegas Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan hal tersebut saat mengakhiri perjalanan selama hampir seminggu untuk mendukung gencatan senjata permanen dalam perang Gaza. Kementerian luar negeri juga mendorong terbukanya akses tanpa hambatan bagi penyaluran bantuan kemanusiaan.
Retno, dan beberapa diplomat tingkat tinggi dari negara-negara mayoritas Muslim yang berpengaruh, sedang menjalankan misi diplomatik. Mereka berupaya membujuk lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi yang menyerukan diakhirinya konflik yang sudah berlangsung selama lebih dari sebulan antara kelompok militan Hamas Palestina dan pasukan Israel.
Delegasi tersebut berangkat ke Tiongkok dan Rusia awal pekan ini. Kemudian, mereka mengakhiri perjalanan dengan pertemuan bersama pejabat tinggi Inggris dan Prancis.
Kelompok menteri tersebut menegaskan bahwa negara-negara yang mengaku sangat menghargai hukum internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan wajib menggunakan pengaruhnya, untuk mencegah penerapan “standar ganda” terkait kondisi dan hak-hak rakyat Palestina.
Pada Kamis malam waktu Jakarta, para menteri menyelesaikan misi diplomatik mereka, yang dilakukan atas permintaan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Liga Arab, untuk memulai aksi internasional guna mewujudkan perdamaian di Gaza.
Para pejabat tinggi dari Indonesia, Turki, Arab Saudi, Mesir, Yordania, Qatar, dan Nigeria, didampingi oleh Sekretaris Jenderal Liga Arab, menyampaikan pendapat mereka dalam kunjungan ke empat dari lima anggota tetap Dewan Keamanan. Amerika Serikat tidak termasuk dalam daftar yang dikunjungi.
Kelompok ini menerima persetujuan dari Tiongkok dan Rusia tetapi harus bekerja keras untuk mendapatkan janji dari Inggris dan Perancis. Dua negara tersebut memihak Israel berdasarkan pendapat bahwa Israel berhak membela diri, dan serangan yang dilakukan adalah bentuk pembelaan diri tersebut.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.