Menteri Retno meminta para anggota G20 untuk memainkan peran kolektif dalam mendorong gencatan senjata permanen.
Serangan militer Israel selama 138 hari di Jalur Gaza telah “lebih dari yang bisa dibayangkan oleh logika pembenaran apa pun”, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Ia mengatakann pada Kamis 22 Februari, menjelang audiensi dengan pengadilan tinggi PBB. Retno menyuarakan keberatan Indonesia terhadap pendudukan tersebut dan mendorong dilakukan tindakan lebih lanjut.
Pada pertemuan para menteri luar negeri Kelompok 20 (G20) di Brasil, Menteri Retno mengecam “mimpi buruk geopolitik” di pendudukan yang dilakukan di wilayah Palestina. Di sana “penduduknya menghadapi ancaman genosida dan hidup di neraka kekejaman Israel”.
Menteri Retno meminta para anggota G20 untuk memainkan peran kolektif dalam mendorong gencatan senjata permanen. Ia menyuarakan agar tindakan diambil “sesegera mungkin dan dengan cara apa pun yang diperlukan”, untuk menghilangkan standar ganda yang diterapkan pada pengepungan Gaza tetapi tidak pada konflik lain. Ia juga menyerukan dilakukan penurunan tensi ketegangan global dan mencegah ketakutan lebih lanjut.
“Dampak perang telah meluas ke segala penjuru dan mengancam perdamaian serta keamanan global,” kata Retno dalam sebuah video pernyataan yang disiarkan dari Rio De Janeiro, usai pertemuan G20.
Seruannya untuk melakukan gencatan senjata dilakukan tepat sebelum keberangkatannya ke tujuan berikut, yaitu Den Haag di Belanda. Di sana, ia dijadwalkan untuk menyampaikan perspektif Indonesia mengenai pendudukan Israel di wilayah Palestina yang telah terjadi selama puluhan tahun di depan Mahkamah Internasional (International Court of Justice atau ICJ).
Pernyataan Retno dibuat setelah Dewan Keamanan PBB lagi-lagi gagal menindaklanjuti perilaku Israel di Gaza. Inisiatif Dewan Keamanan diveto oleh perwakilan Amerika Serikat. Pada pertemuan G20 yang dipimpin Brazil, langkah Amerika Serikat dikritik habis-habisan.
Pada 19 hingga 26 Februari, lebih dari lima puluh negara, termasuk Indonesia, dijadwalkan untuk menyampaikan pandangan mereka mengenai masalah ini pada sidang penasehat ICJ. Peristiwa ini disebut-sebut sebagai salah satu momen paling penting dalam pendudukan Israel di wilayah kantong Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.