Menurut Prabowo, usulan tiga fase gencatan senjata terbaru di Gaza, yang diajukan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, adalah “langkah penting yang tepat”.
ikap presiden terpilih, Prabowo Subianto, yang menawarkan pengiriman pasukan penjaga perdamaian Indonesia ke Gaza, sekaligus seruannya agar dilakukan penyelidikan internasional telah membuatnya dihujani pujian. Ia banyak dipuji di tengah kesibukannya dalam pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) para Menteri Pertahanan di Asia, atau yang dikenal sebagai Shangri-La Dialogue, di Singapura. KTT juga menjadi ajang diskusi tingkat tinggi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Prabowo, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, menyatakan kesediaan Indonesia untuk membantu proses perdamaian di Gaza. Pernyataan itu disampaikan dalam pidatonya di Shangri-La Dialogue, pada Sabtu. Forum ini merupakan tempat bagi para pemimpin global untuk membicarakan topik-topik penting dalam sektor keamanan yang bermuara pada tujuan perdamaian dunia.
Selama tiga tahun beturut-turut, Prabowo tampil di forum tersebut. Tahun ini, ia mengangkat topik “peristiwa tragis” yang terjadi di Rafah, sebuah kota Palestina di jalur Gaza selatan, yang seminggu terakhir dibombardir serangan mematikan Israel. Rafah adalah tempat pengungsian bagi lebih dari satu juta warga Palestina. Wilayah tersebut juga merupakan pintu gerbang yang sangat penting bagi bantuan kemanusiaan ke Palestina.
Prabowo mengatakan bahwa usulan tiga fase gencatan senjata terbaru di Gaza, yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden, adalah “langkah penting yang tepat”.
“Jika diperlukan dan diminta oleh PBB, kami siap mengirimkan sejumlah pasukan penjaga perdamaian untuk mempertahankan dan memantau prospek gencatan senjata ini. Pasukan tersebut juga akan memberikan perlindungan dan keamanan kepada semua pihak di kedua negara yang bertikai,” kata mantan jenderal angkatan darat tersebut.
Pada Jumat lalu, Biden mengatakan bahwa Israel telah mengusulkan gencatan senjata di Gaza dengan imbalan pembebasan sandera. Hal itu dilaporkan oleh Reuters. Kelompok militan Palestina, Hamas, mengatakan bahwa mereka “mempertimbangkan secara positif” rencana Israel tersebut.
Nyatanya, pada Minggu, Israel terus menggempur dan membombardir Hamas di Jalur Gaza. Bahkan, di hari Sabtu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa “syarat yang diminta Israel untuk mengakhiri perang tidak berubah, yaitu penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, pembebasan semua sandera, serta kepastian bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel".
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.