Kelompok sipil menyebut pangkat jenderal kehormatan itu “bermasalah dan ilegal”, karena Prabowo tidak memenuhi syarat untuk anugerah tersebut. Beberapa dekade lalu, ia dipecat dari militer.
ada Rabu 28 Februari, Presiden Joko “Jokowi” Widodo menganugerahkan gelar jenderal kehormatan bintang empat kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Jenderal bintang empat merupakan pangkat tertinggi di Tentara Nasional Indonesia (TNI). Penganugerahan tersebut disesali kelompok masyarakat sipil. Mereka tidak setuju sikap yang menunjukkan bahwa negara secara resmi merehabilitasi mantan anggota militer yang catatan masa lalunya ternoda masalah hak asasi manusia.
Jokowi menganugerahkan pangkat tersebut kepada Prabowo di depan para pejabat tinggi militer dan polisi, dalam sebuah upacara di Mabes TNI di Jakarta. Presiden akan meninggalkan jabatannya pada bulan Oktober tahun ini.
“Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi dan penegasan kembali [bagi Prabowo] untuk mengabdikan diri sepenuhnya kepada rakyat, bangsa, dan negara,” kata Jokowi dalam pidatonya pada kesempatan tersebut. Presiden kemudian menyematkan lambang bintang empat di pundak Prabowo. Menteri Pertahanan menghadiri acara tersebut mengenakan seragam Angkatan Darat lengkap.
Pangkat kehormatan tersebut merupakan puncak dari perubahan citra yang dilakukan Prabowo selama selama puluhan tahun. Dulu, ia adalah bintang di ranah militer yang sempat naik daun. Ia lalu diberhentikan dari angkatan bersenjata pada 1998 atas tuduhan keterlibatan dalam pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timur, yang sekarang menjadi Timor-Leste. Ia juga dituduh terlibat dalam penghilangan paksa para aktivis prodemokrasi.
Prabowo, mantan menantu mendiang diktator Soeharto, telah berulang kali membantah tuduhan tersebut. Ia bersikeras bahwa ia hanya mengikuti perintah atasannya. Dia tidak pernah diajukan ke pengadilan.
Setelah pemecatannya dari militer, Prabowo mengasingkan diri di Yordania. Ia kemudian kembali ke Indonesia pada 2001 untuk mengukir karier sebagai pengusaha dan politisi. Ia ikut mendirikan Partai Gerindra pada akhir tahun 2000-an. Partai tersebut kemudian menjadi kendaraan politiknya.
Setelah dua kali kalah dari Jokowi, Prabowo membuat langkah mengejutkan dengan menerima posisi Menteri Pertahanan di kabinet Presiden Jokowi pasca-Pilpres 2019.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.