Senin 25 Maret, wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka memberikan indikasi awal bahwa ia dan presiden terpilih Prabowo Subianto sedang dalam pembicaraan mengenai pembentukan kabinet baru mereka. Masa ini menandai dimulainya periode lobi pemerintah dan parade politik untuk mendapatkan kursi di jajaran pemerintahan.

Selama ini, Gibran lebih memilih untuk tidak menjadi pusat perhatian setelah kemenangan besar pasangan Prabowo  – Gibran dalam pemilu, sesuai konfirmasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pekan lalu. Ia sering dianggap mewakili kepentingan ayahnya, Presiden Joko “Jokowi” Widodo, setelah sang presiden undur diri pada Oktober mendatang.

Pasangan Prabowo-Gibarn meraih kemenangan yang tak terbantahkan dalam pemilihan presiden pada 14 Februari. Mereka berhasil memperoleh 96,2 juta suara, setara dengan 58,6 persen dari seluruh total suara.

Para pesaing tertinggal jauh. Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapat 41 juta suara, sedangkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD meraih 27 juta suara. Dua kubu pesaing ini kemudian bersama-sama menggugat hasil pemilu. Mereka menuntut dilakukan pemungutan suara ulang, berdasarkan tuduhan adanya kecurangan pemilu yang meluas, penyalahgunaan wewenang, dan taktik buruk lainnya.

Namun, tuntutan sengketa pemilu tidak menghentikan Menteri Pertahanan Prabowo dan Wali Kota Surakarta Gibran untuk mendiskusikan siapa yang akan bergabung dengan pemerintahan mereka akhir tahun ini. Meskipun, susunan pemerintahan tentu berlaku jika keputusan atas kemenangan mereka tidak berubah.

Menurut Gibran, mereka mulai membicarakan komposisi kabinet selama pembicaraan tertutup di Jakarta pada Jumat 22 Maret. Ia mengatakannya pada wartawan Senin kemarin.

“Kami membicarakan banyak hal, termasuk kabinet baru dan [pilihan melibatkan] partai politik di luar koalisi kami,” kata Gibran seperti dikutip Tempo.co.

Popular

Furniture exporters decry new quarantine rule

Explore nearby, spend wisely: intra-provincial travel boom

Jokowi faces storm of lawsuits six months after stepping down