etiap tahun, jutaan umat Islam Indonesia punya tradisi mudik Idul Fitri. Mengangkut koper dan aneka barang bawaan, mereka akan berangkat bersama keluarga menuju kampung halaman, mengendarai mobil, sepeda motor, bus, kereta api, feri atau pesawat.
Warga nonmuslim juga memanfaatkan waktu liburan Idul Fitri untuk beristirahat dari kesibukan sehari-hari, menjauhi kota-kota besar yang ramai, dan memilih berlibur ke luar negeri atau menjelajahi daerah tujuan wisata lokal dan regional.
Mudik tahun ini bisa dibilang unik. Ini adalah kali pertama masyarakat bisa bepergian dan berkumpul dengan bebas tanpa batasan protokol COVID-19, sejak pandemi memporakporandakan aktivitas sosial dua tahun silam.
Namun tetap saja ada bahaya mengintai jika beban lalu lintas nasional menjadi sangat besar. Kita harus tetap waspada mengingat ada semacam dorongan massal untuk “balas dendam” dengan melakukan perjalanan, setelah selama ini hidup berjauhan dari keluarga dan kerabat.
Karena sebagian besar orang Indonesia yang tinggal di kota adalah pendatang, risiko penumpukan dalam perjalanan yang belum pernah terjadi sebelumnya tampak hampir tak terelakkan.
Tahun ini, pemerintah memperkirakan jumlah pemudik Idul Fitri akan memecahkan rekor, menjadi 123,8 juta orang. Lebih dari 60 persen dari jumlah pelancong ini, atau sekitar 77,3 juta, dari pulau Jawa.
Namun, melibas semua rintangan, pihak berwenang tampaknya telah berhasil mengurangi kemacetan yang dicemaskan akan terjadi selama arus mudik. Mari angkat topi untuk kesigapan pemerintah yang melakukan intervensi secara tepat waktu. Inti dari strategi manajemen kemacetan adalah sosialisasi sejak dini pada masyarakat. Sejak awal, sudah ada pengumuman kebijakan kendaraan satu arah di jalan tol, baik saat mudik maupun masa arus balik, juga pemberlakuan sistem lalu lintas sesuai pelat nomor ganjil genap.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.