TheJakartaPost
Please Update your browser
Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.
KTT Labuan Bajo untuk pembenahan ASEAN
Change text size
Gift Premium Articles
to Anyone
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
People pose with the newly set-up ASEAN logo, as Indonesia officially assumes the group's chairmanship following a ceremony in Jakarta on Jan. 29. (AFP/Goh Chai Hin)
D
i tengah beraneka tantangan baik dari luar maupun dari dalam Asia Tenggara sendiri, KTT ke-42 ASEAN yang akan datang akan berupaya memperbaiki beberapa masalah mekanisme yang sudah lama terjadi dalam organisasi tersebut. KTT di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur tersebut juga berusaha menyelesaikan beberapa tujuan jangka pendek, termasuk mengatasi masalah perdagangan manusia dan merumuskan keanggotaan Timor Leste. Demikian menurut Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi.
Retno yang diwawancara baru-baru ini mengatakan bahwa dalam KTT yang akan dimulai kurang dari 10 hari lagi tersebut, akan dipastikan lagi relevansi dan sentralitas ASEAN di tengah lanskap global yang selalu dinamis, selain melindungi stabilitas ekonomi kawasan dan membangun visi yang kuat tentang masa depan ASEAN.
Sementara itu, para ahli optimis bahwa bahwa KTT ASEAN seminggu penuh tersebut akan menunjukkan hasil kinerja Indonesia, setelah lebih dari empat bulan mengambil langkah diplomasi diam-diam untuk menangani beberapa masalah kawasan yang paling sensitif.
Dalam kepimpinanan Indonesia, tema ASEAN saat ini adalah ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Tema besar ini muncul ketika wilayah Asia Tenggara dihadapkan pada beragam goncangan, baik yang bersumber dari ketegangan geopolitik eksternal maupun dari tantangan internal di negara-negara anggota sendiri.
Beberapa masalah paling mendesak di kawasan ini telah lama tak terselesaikan. Misalnya soal sengketa Laut China Selatan, ketegangan geopolitik, dan krisis Myanmar.
Di tengah meningkatnya ketegangan yang dirasakan di seluruh Asia Tenggara, survei baru-baru ini menunjukkan berkurangnya kepercayaan publik terhadap ASEAN. Hasil survei menunjukkan keprihatinan pada kelambanan organisasi, juga penilaian bahwa organisasi ASEAN kurang efektif.
Bagaimanapun, Jakarta bersikeras bahwa memastikan relevansi ASEAN adalah salah satu prioritas utama. Poin tersebut sudah dibahas berulang kali sejak Januari.
