ndonesia tetap bersikukuh untuk memprioritaskan pembangunan dan kerja sama ekonomi selama pertemuan tingkat tinggi ASEAN minggu. Prioritas tersebut sejalan dengan tema kepemimpinan Indonesia yaitu “episentrum pertumbuhan”. Namun, para kritikus mengatakan bahwa fokus pada ekonomi berpotensi mengacaukan kemajuan dalam masalah penanganan keamanan kawasan.
Fokus ASEAN pada ekonomi terbukti dalam sambutan Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk para menteri luar negeri negara-negara anggota perhimpunan serta mitra ASEAN saat kunjungan kehormatan di Jakarta, Jumat kemarin (14 Juli).
Kepada para Menteri, Jokowi menyampaikan pendekatan utamanya di bidang ekonomi dan tema keketuaan Indonesia yang bertujuan menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan. Presiden menggarisbawahi bahwa kekuatan pertemuan para pejabat perhimpunan dapat dirusak oleh pemikiran zero-sum dan one-upmanship. Zero-sum adalah konsep yang menyebutkan bahwa keuntungan satu pihak diperoleh dengan mengalahkan pihak lain. Sementara pemikiran one-upmanship berhubungan dengan perasaan merasa lebih superior dibandingkan yang lain.
Presiden bahkan menggunakan pepatah Jawa “menang tanpa ngasorake” yang artinya kira-kira memenangkan sesuatu tanpa merendahkan pihak lain, gambaran sikap ksatria di tanah Jawa. Intinya, Jokowi mengajak semua pihak menjadi pemenang yang bermartabat. “Negara-negara ASEAN adalah negara berkembang yang membutuhkan pengertian, kearifan, dan dukungan dari negara maju serta negara mitra agar bisa beralih dari pendekatan zero-sum dan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak,” ujarnya.
Pernyataan Jokowi disampaikan saat para menteri luar negeri ASEAN dan mitra dialog berkumpul di Jakarta untuk serangkaian pertemuan tingkat tinggi pada minggu ini. Saat ini, ASEAN tengah diselimuti segudang masalah keamanan seperti krisis kudeta Myanmar, tetapi juga harus fokus pada kerja sama ekonomi dan pembangunan.
Fokus terhadap ekonomi juga tertuang dalam pernyataan khusus hasil pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN. Satu hal yang disoroti dari dokumen tersebut adalah tekad para menteri untuk “membangun arsitektur ekonomi yang tangguh sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional dan mesin pertumbuhan global melalui kerja sama yang kuat.”
Selama satu dekade terakhir, kawasan Asia Tenggara mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari peningkatan jumlah investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) yang diterima oleh negara anggota ASEAN, serta perdagangan yang melibatkan negara-negara tersebut.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.