TheJakartaPost
Please Update your browser
Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.
Israel serang rumah sakit Gaza, Indonesia murka
Change text size
Gift Premium Articles
to Anyone
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
The Indonesia Hospital in Gaza City is abuzz with activity on Nov. 1, 2023, amid Israel's siege on the Palestinian enclave. (AFP/Bashar Thaleb)
I
ndonesia menuntut agar semua negara yang berhubungan dekat dengan Israel menggunakan “pengaruh dan kemampuan mereka semaksimal mungkin” agar gencatan senjata di Jalur Gaza dapat terwujud. Imbauan dikeluarkan setelah pasukan Israel melancarkan serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia di wilayah utara Gaza, Senin pagi. Serangan menewaskan sedikitnya delapan warga sipil dan menyebabkan ribuan lainnya terjebak di dalam kompleks fasilitas kesehatan yang terkepung.
Setiba di Tiongkok, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengeluarkan apa yang disebutnya sebagai “kecaman paling keras” atas serangan tersebut. Menlu berada di China sebagai bagian dari delegasi diplomatik internasional yang misinya adalah membujuk Dewan Keamanan PBB agar segera memberlakukan gencatan senjata dan mengizinkan dilaksanakannya penyampaian bantuan tanpa hambatan.
“Serangan ini jelas melanggar hukum kemanusiaan internasional,” kata Retno dalam pernyataan video dari Beijing pada hari Senin.
Sebagai pendukung kuat Palestina, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Sebelumnya pada hari yang sama, pasukan Israel mengepung fasilitas kesehatan yang didanai oleh masyarakat Indonesia dan mulai menyerang fasilitas di Gaza tersebut.
Menurut organisasi nirlaba Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang mengoperasikan Rumah Sakit Indonesia tersebut, peluru dan bahan peledak ditargetkan mengenai lantai atas rumah sakit. Akibatnya, mempersulit upaya evakuasi dari beberapa titik bangunan, baik bagi mereka yang masih hidup atau yang sudah meninggal dunia.
Retno mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri RI telah melakukan upaya intens melalui berbagai kanal untuk mencari informasi lebih lanjut tentang situasi di rumah sakit tersebut. Namun, Komite Palang Merah Internasional dan Organisasi Kesehatan Dunia belum memberikan tanggapan.
