Resolusi tersebut merinci teknis, yang harus mencakup penarikan pasukan militer Israel dan semua pemukim dari wilayah yang diduduki, hingga pembongkaran tembok pemisah yang didirikan di Tepi Barat.
ndonesia memuji pengesahan resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) yang dilakukan baru-baru ini. Resolusi tersebut meminta Israel mengakhiri pengambilalihan secara paksa atas wilayah Palestina yang diduduki. Pemerintah Indonesia menyatakan siap mendukung penerapan resolusi tersebut di wilayah yang saat ini berkonflik itu.
“Resolusi tersebut mendukung pendapat penasihat [Mahkamah Internasional (International Court Justice)] yang menganggap pendudukan Israel yang berkelanjutan, berkepanjangan, dan ilegal di Palestina adalah kegiatan melanggar hukum,” demikian ditulis Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis 19 September. “Indonesia siap mendukung penerapan resolusi tersebut dan menegakkan solusi dua negara untuk perdamaian yang adil, langgeng, dan menyeluruh di Timur Tengah.”
Sekitar 124 negara memberikan suara mendukung resolusi tersebut. Semuanya menuntut agar Israel menarik kehadirannya di Palestina dalam dua belas bulan ke depan. Resolusi tersebut merinci teknis, yang harus mencakup penarikan pasukan militer Israel dan semua pemukim dari wilayah yang diduduki, hingga pembongkaran tembok pemisah yang didirikan di Tepi Barat.
Resolusi tersebut juga memerintahkan pemulihan tanah dan "harta tak bergerak" lainnya, ganti rugi atas kerusakan yang disebabkan selama pendudukan, dan pemulangan secara aman bagi warga Palestina yang mengungsi.
Resolusi yang dirancang Palestina itu muncul di tengah meningkatnya kecemasan global atas konflik di wilayah tersebut. Konflik dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel. Kekerasan telah meluas ke negara-negara Timur Tengah utama lainnya termasuk Lebanon, Suriah, dan Iran, yang semakin mengganggu stabilitas Timur Tengah. Hal itu terjadi karena seruan untuk melakukan gencatan senjata secara permanen tidak diindahkan oleh Israel.
Baru-baru ini, terjadi ratusan alat panggil elektronik dan radio yang digunakan oleh kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon dan Suriah meledak saat digunakan. Kejadian tersebut menyebabkan makin besarnya kekhawatiran tentang kemungkinan konflik Israel-Lebanon yang lebih luas.
Pada hari Kamis, pemimpin Hizbullah mengatakan dalam sebuah pidato bahwa Tel Aviv secara efektif telah menyatakan perang dengan "melewati semua garis merah". Kemudian ia berjanji bahwa kelompok itu cepat atau lambat akan memberikan "hukuman yang adil".
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.