Presiden Prabowo Subianto mengakhiri kunjungan kenegaraannya ke Tiongkok pada Minggu 10 November. Ia langsung terbang ke Amerika Serikat. Perjalanan dilakukan karena pemerintahannya berupaya menjaga hubungan yang seimbang dengan kedua negara yang bersaing tersebut.

Prabowo, yang berupaya membuat Indonesia lebih aktif di panggung global sambil tetap berpegang pada kebijakan negara yang sejak dulu tidak pernah memihak, memulai lawatan luar negeri pertamanya sebagai Presiden dengan terbang ke Tiongkok pada Jumat. Setidaknya ada empat negara lain yang tercantum dalam rencana perjalanan kali ini.

Setelah tiba di Beijing pada Jumat malam, Prabowo mengadakan serangkaian pembicaraan tingkat tinggi pada Sabtu. Yang pertama adalah pertemuan bilateral dengan Zhao Leji, ketua dewan legislatif Kongres Rakyat Nasional Tiongkok (The National People’s Congress atau NPC), kemudian dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang.

Prabowo juga bertemu Presiden Xi Jinping di Balai Agung Rakyat Beijing, atau The Great Hall of the People, gedung pemerintahan di Tiananmen. Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin menegaskan kembali hubungan yang telah terjalin lama antara kedua negara, sekaligus menyatakan komitmen mereka untuk semakin memperkuat relasi tersebut. 

Dikutip dari klip video yang didistribusikan oleh kantor Prabowo, Presiden mengatakan bahwa, “Saya ingin menegaskan kembali komitmen kami untuk meningkatkan hubungan ini dan bekerja sama demi keuntungan bersama kedua bangsa, serta demi kemakmuran, perdamaian, dan stabilitas seluruh Asia.” 

Prabowo dan Xi juga menyaksikan penandatanganan beberapa perjanjian dan nota kesepahaman utama, termasuk kerja sama ekonomi biru dan sumber daya mineral.