TheJakartaPost
Please Update your browser
Your browser is out of date, and may not be compatible with our website. A list of the most popular web browsers can be found below.
Just click on the icons to get to the download page.
Indonesia sebut kesepakatan laut China tanpa syarat
Seorang pejabat senior kementerian menegaskan bahwa Indonesia tetap pada sikap yang sama seperti sebelumnya, menanggapi klaim China. Spekulasi lebih lanjut "tidak boleh melampaui" kejelasan tujuan untuk mengeksplorasi kerja sama baru.
Change text size
Gift Premium Articles
to Anyone
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
"Good neighborliness": Chinese President Xi Jinping and Indonesian President Prabowo Subianto shake hands during a signing ceremony at the Great Hall of the People in Beijing, China, on November 9. (Reuters/Florence Lo)
Indonesia bermaksud meningkatkan "hubungan bertetangga yang baik" melalui rencana baru pembangunan bersama dengan pemerintah China. Demikian disampaikan pihak Kementerian Luar Negeri pada Minggu 17 November, untuk memastikan tidak ada kompromi terkait hak hukum atau yurisdiksi di perairan yang lokasinya berdekatan dengan wilayah laut yang disengketakan.
Pernyataan kementerian tersebut menyusul kata-kata Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini yang menyebut bahwa "lebih baik bermitra daripada berkonflik." Ia mengatakannya di tengah kekhawatiran Indonesia akan mendukung klaim China di Laut China Selatan, yang areanya merupakan yurisdiksi negara Asia Tenggara lainnya.
Pada 9 November, setelah pertemuan pertama Prabowo usai dilantik dengan Presiden China Xi Jinping, Indonesia dan China menyatakan bahwa mereka telah mencapai kesepahaman "tentang kerja sama pembangunan di area klaim yang tumpang tindih".
Kata-kata itu menimbulkan kegelisahan di Indonesia. Para analis memperingatkan bahwa hal itu dapat mengindikasikan perubahan sikap Jakarta yang selama ini bukan penggugat, dan membahayakan hak eksklusifnya atas sumber daya alam di wilayah tersebut.
Namun, saat berbicara dari Peru di sela-sela perjalanan Prabowo, seorang pejabat senior kementerian menegaskan bahwa terkait klaim China, sikap Indonesia tetap sama seperti sebelusmnya. Apa pun spekulasi yang beredar "tidak boleh melampaui" kejelasan tujuan mengeksplorasi area kerja sama baru.
