Beberapa bahan makanan pokok utama naik lebih dari 10 persen secara year-to-date.
asyarakat Indonesia telah memasuki bulan Ramadan, diiringi dengan harga-harga pangan yang melonjak di tengah meningkatnya permintaan. Para ekonom memperkirakan adanya kenaikan lebih lanjut selama dua bulan ke depan, tetapi Pemerintah telah berusaha meyakinkan masyarakat bahwa mereka akan menjaga agar harga-harga bahan pokok tetap terjangkau.
Menurut data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional Bank Indonesia (BI), harga beras kualitas medium telah naik hampir 10 persen secara year-to-date (ytd) menjadi Rp16.000 ($1,02 dolar Amerika) per kilogram. Harga ini terpantau pada Jumat 7 Maret, hanya beberapa hari sebelum dimulainya bulan Ramadan.
Harga ini masih berada di atas kisaran HET yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu Rp10.900 hingga Rp11.800 per kilogram. Kenaikan harga beras ini sudah berlangsung sejak tahun lalu, ketika fenomena klimaks El Nino menyebabkan kekeringan dan terlambat panen di beberapa wilayah di Indonesia.
Harga cabai telah naik paling tinggi di tahun ini, di antara semua bahan makanan pokok yang dipantau oleh BI. Kenaikannya sebesar 12 persen secara ytd pada pantauan Jumat lalu. Kenaikan ini diikuti harga telur yang naik 11 persen ytd, kemudian minyak goreng curah, naik 10 persen. Sementara harga daging ayam naik 6 persen.
I Gusti Ketut Astawa, wakil sekretaris untuk ketersediaan dan stabilisasi pangan di Badan Pangan Nasional (Bapanas), mengatakan kepada The Jakarta Post pada Kamis lalu bahwa persediaan makanan pokok seperti beras, ayam, daging sapi, bawang, bawang merah, dan cabai "lebih dari cukup" untuk memenuhi permintaan. "Stok pangan yang cukup untuk Ramadan, Idul Fitri dan bulan-bulan berikutnya," ujar Ketut.
Menurut Ketut, Bapanas memperkirakan harga beras akan turun ke tingkat yang "wajar" selama musim panen, yang akan mencapai puncaknya di bulan April. Ia juga menambahkan bahwa telur akan mengalami penurunan harga serupa. Ia tambahkan pihak Bapanas bekerja sama dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memitigasi kenaikan harga dalam beberapa minggu ke depan, termasuk melalui program-program pangan murah dan peningkatan distribusi pangan dan budidaya tanaman. "Kami meminta para petani untuk menanam cabai lebih awal agar menekan harga," ujarnya.
Harga beras biasanya menyumbang bagian terbesar dari inflasi pangan di Indonesia, sebuah keadaan yang semakin diperjelas dengan adanya El Niño. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan kemungkinan penurunan produksi beras sebesar 17,54 persen pada periode Januari-April.
Share your experiences, suggestions, and any issues you've encountered on The Jakarta Post. We're here to listen.
Thank you for sharing your thoughts. We appreciate your feedback.
Quickly share this news with your network—keep everyone informed with just a single click!
Share the best of The Jakarta Post with friends, family, or colleagues. As a subscriber, you can gift 3 to 5 articles each month that anyone can read—no subscription needed!
Get the best experience—faster access, exclusive features, and a seamless way to stay updated.